Minggu, 01 Juni 2008

ARTIKEL

CORPORATE CULTURE (Budaya Organisasi di tengah-tengah perubahan)
OLEH: LEILY SAFARIA (F1B006064)


Sumber Daya Manusia dalam sebuah organisasi dapat diandaikan sekumpulan tombak. SDM yang kompeten (tombak yang runcing ini) arahnya sering ke mana-mana. Tugas budaya perusahaan adalah mengikat mereka dalam satu arah, sehingga mempunyai "daya dobrak" yang tinggi dalam persaingan.

Pada saat ini semakin banyak perusahaan yang menyadari betapa pentingnya peran budaya perusahaan bagi perusahaan. Dahulu budaya perusahaan hanya dipandang sebagai salah satu alasan kenapa perusahaan mencapai sukses. Tetapi pandangan tentang budaya perusahaan sekarang menjadi salah satu tema sentral dalam pengembangan perusahaan.

Budaya perusahaan bukan hanya dipandang sebagai warisan masa lalu belaka, tetapi juga harus direkayasa dan ditempatkan sebagai strategic untuk mencapai tujuan perusahaan dan sebagai andalan daya saing. Hampir semua aspek pengembangan perusahaan selalu terkait dengan budaya perusahaan.

Ketika krisis melanda negara kita, banyak perusahaan dijual, diambil alih dan di merger. Masalah perbedaan budaya perusahaan dan bagaimana mengatasi perbedaan itu menjadi masalah yang menonjol. Beberapa program Kerja Sama Operasi juga banyak yang terhambat, karena masalah budaya perusahaan. Padahal perkembangan bisnis ke depan memang diwarnai oleh network organization, yang didorong oleh keinginan menggabungkan kompetensi masing-masing untuk mendapatkan nilai terbaik bagi pelanggan. Dan batu sandungan terbesar adalah perbedaan norma yang bersumber dari perbedaan budaya perusahaan masing-masing organisasi.

Krisis juga menyadarkan perusahaan untuk berbenah diri dan melakukan perubahan yang signifikan. Padahal dalam pengembangan organisasi, tak akan ada keberhasilan tanpa dukungan budaya perusahaan yang sesuai. Misalnya kualitas produk dan kualitas jasa dapat diciptakaN sesuai dengan kultur nilai dan identitas dari suatu perusahaan itu sendiri.

Sebenarnya setiap perusahaan selalu memiliki budaya perusahaan. Persoalannya apakah budaya perusahaan ini diformulasikan atau tidak. Berbeda dengan aspek manajemen lainnya, budaya perusahaan sulit untuk dirumuskan walaupun sangat dirasakan keberadaannya. Padahal setiap perubahan apa pun dalam organisasi harus disertai pula perubahan budaya perusahaan. Jika tidak dilakukan, akan terjebak pada perubahan artifisial yang hanya menyentuh kulitnya, tetapi tidak merasuk ke dalam. Sehingga dalam waktu tidak lama akan kembali ke bentuk semula.

Dalam melakukan corporate culture engineering bukan saja dituntut keahlian dalam bidang pengembangan organisasi, tetapi juga pemahaman yang baik dalam bidang antropologi. Program ini akan bersentuhan dengan elemen-elemen sebuah budaya perusahaan seperti nilai-nilai, heroisme, ritual dan jaringan kultural. Proses sosialisasi dan internalisasi tidak dapat hanya dilakukan melalui pelatihan biasa. Harus dilakukan pengkajian secara mendalam, memilih bauran sarana sosialisasi yang paling tepat, dan mengemasnya dalam sebuah program terpadu, yang dapat dievaluasi dan dikontrol efektivitasnya.

1 komentar:

Tri Wicaksono mengatakan...

melihat pperkembangan perubahan organisasi sekarang ini terutama pada organisasi publik, konflik apakah yang sering terjadi dan bagaimana cara penyelesaiannya?